BAHAN TAMBAHAN
PANGAN NITRIT
PANGAN NITRIT
Mekanisme Keracunan
•
Nitrit adalah senyawa nitrogen dan oksigen (NO2
atau nitrogen oksida), sedangkan sodium nitrit adalah garam natrium (sodium)
dari nitrit tersebut (NaNO2). Senyawa aktif dari sodium nitrit
adalah NO, yang dapat terbentuk apabila sodium nitrit dilarutkan.
•
Dalam pengawetan daging, NO tersebut akan bergabung
dengan pigmen daging (yang disebut mioglobin), membentuk “nitrosomioglobin”,
sehingga daging menjadi berwarna merah cerah (misalnya seperti yang kita temukan
pada kornet).
•
Mekanisme keracunan nitrit dalam tubuh dapat
dianalogikan dengan reaksi tersebut.
•
Apabila ke dalam tubuh kita masuk nitrit (melalui
konsumsi makanan), maka di dalam tubuh akan terbentuk NO. Apabila nitrit yang
terkonsumsi jumlahnya banyak, maka NO yang terbentuk juga banyak. NO dan dapat
bergabung dengan hemoglobin membentuk nitrosohemoglobin, seperti halnya yang
terjadi pada pigmen daging.
•
Akibatnya hemoglobin tersebut tidak mampu lagi
mengikat oksigen, sebab telah mengikat NO tersebut. Akibat lebih lanjut adalah
tubuh kekurangan oksigen, sehingga akhirnya akan mengakibatkan terjadinya
kematian. Kekurangan oksigen tersebut nampak pada korban yang menjadi
kebiru-biruan.
Departmen of Food Science and
Technology (Faculty of Agricultural Technology and enginering, Bogor Agricultural
University)
Dosis Aman
•
Karena nitrit dapat terbentuk dari nitrat sedangkan
zat aktifnya adalah NO, maka umumnya nitrit lebih beracun dibandingkan dengan
nitrat. LD (lethal dose=dosis mematikan) nitrit yang diuji pada tikus
percobaan adalah 250 mg per kilogram berat badan, sedangkan pada anjing adalah
330 mg per kilogram berat badan. Untuk keamanan, konsumsi nitrit pada manusia
dibatasi sampai 0,4 mg/kg berat badan per hari.
•
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.235/Men.Kes./VI/79
tentang Bahan Tambahan Makanan, ditetapkan bahwa konsentrasi nitrat (dalam
bentuk garam natrium atau kalium) untuk mengawetkan daging dibatasi
penggunaannya sampai 500 mg/kg bahan (daging), sedangkan untuk nitrit dibatasi
sampai 200 mg/kg bahan.
Departmen of Food Science and
Technology (Faculty of Agricultural
Technology and enginering, Bogor
Agricultural University)
Penghambatan bakteri oleh nitrit
•
Nitrit menghambat bakteri Listeria, Clostridium
botulinum dan Clostridium sp.
Cara kerja penghambatan nitrit
terhadap Clostridium botulinum :
nitrit akan bereaksi dengan iron-sulfur protein
dalam bakteri Clostridium botulinum dalam mesosom bakteri menjadi iron-sulfur
oxide complexes, dimana menyebabkan kerusakan kelompok iron-sulfure.
menonaktifkan
enzim iron-sulfure (terutama feredoxin) dengan ikatan
nitrit oksida.
Uji Kuantitatif Nitrit
•
Dengan metode Griss
•
Komposisi reagen
1.
Larutan I:
Asam
Sulfanilat : 0.5 g
Asam
Asetat glasial : 30 g
2.
Larutan II :
Naftilamin
: 0.1 g
Aquades
: 120 ml
• Prinsip
reaksi :
Nitrit
dalam suasana asam pada pH 2,0 – 2,5 akan bereaksi dengan sulfanilamid (SA) dan
N- (1-naphthyl) ethylene diamine dihydrochloride (NED dihydrochloride)
membentuk senyawa azo yang berwarna merah keunguan. Warna yang terbentuk diukur
absorbansinya secara spektrofotometri pada panjang gelombang maksimum 543 nm.
Air Suling Bebas Nitrit
Buat air suling bebas nitrit dengan
salah satu cara di bawah ini:
- Dengan cara ozonisasi terhadap air
demineralisasi.
- Ke dalam 1000 mL air suling tambahkan sedikit
kristal KMnO4 (+ 5 mg) dan Ba(OH)2 atau
Ca(OH)2 (+ 5 g). Destilasi dengan menggunakan gelas
borosilikat. Buang 50 mL destilat pertama lalu tampung
destilat. Destilat harus bebas permanganat (tes dengan
menambahkan larutan DPD (N,N-Dietil-p-Phenilendiamin), warna merah
menunjukkan adanya permanganat.
- Ke dalam 1000 mL air suling tambahkan 1 mL H2SO4
p dan 0,2 mL larutan MnSO4 (36,4 g MnSO4.H2O / 100 mL air
suling). Tambahkan 1-3 mL larutan KMnO4 (400 mg KMnO4
/ 1000 mL air suling) Destilasi seperti no. 3.2 a) 2) di atas.
Asam Benzoat
Cara Kerja Perlakuan Sampel
•
Menghomogenkan sampel dan menimbang seksama 15 gram
sampel saus tomat.
•
Memindahkan sampel ke dalam labu takar 50 ml, tambahkan
15 ml larutan NaCl 30%.
•
Buat larutan menjadi alkali dengan penambahan NaOH
10%, ditandai dengan perubahan warna lakmus merah menjadi biru.
•
Mengencerkan larutan dengan NaCl 30%
sampai tanda kalibrasi, homogenkan, diamkan selama 2 jam.
•
Menyaring larutan dengan kertas saring,
masukkan dalam becker glass.
•
Larutan ini sebagai filtrat.
NaOH
Reaksi : C6H5COOH
+ NaCl C6H5COONa
↓+ HCl
•
Mengukur 20 ml filtrat masukkan dalam corong pisah,
buat larutan menjadi asam dengan penambahan HCL (1:3) ditandai dengan perubahan
warna lakmus biru menjadi merah. Tambahkan 5 ml HCl berlebih.
Reaksi : C6H5COONa
+ HCl C6H5COOH
↓+ NaCl
(Diadaptasi dari SNI 01-2894-1992).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar