TUGAS
SITOHISTOTEKNOLOGI
KANKER
PROSTAT
KELOMPOK II /
IIB2:
Monica Risti
N A.102.07.028
Nadia Despina
Araya A.102.07.030
Oktavina
Candrawati A.102.07.032
Putri Karmira
Sari A.102.07.034
Resti Pratita A.102.07.036
Rizky Ni’mah
Khoiry A.102.07.037
Selva
Meidasari A.102.07.039
Sindy
Ferrania S.A A.102.07.041
Sri Puji
Lestari A.102.07.043
Sumekar
Wahyuning S.H. A.102.07.045
Wahyu
Setyawan A.102.07.047
Yuma
Patarihan A.102.07.049
AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA
2012/2013
PROSTAT
A. Pengertian
prostat
Prostat
adalah organ genital yang hanya di temukan pada pria karena merupakan penghasil
cairan semen yang hanya dihasilkan oleh pria. Prostat berbentuk piramid,
tersusun atas jaringan fibromuskular yang mengandung kelenjar. Prostat
pada umumnya memiliki ukuran dengan panjang 1,25 inchi atau kira – kira 3 cm,
mengelilingi uretra pria.
No
|
Istilah
|
Keterangan
|
1
|
Urinary bladder
|
Kandung kemih
|
2
|
Seminal vesicle
|
Vesikula seminalis
|
3
|
Prostate
|
Prostat
|
4
|
Opening of
ejaculatory duct
|
Muara duktus
ejakulatorius
|
5
|
Urogenital
diaphragm
|
diafragma urogenital
|
6
|
Bulbourethtral (Copwers)
gland
|
kelenjar bulborethral
|
7
|
Rectovesical(Denonvilliers)
fascia
|
lapisan
Denonvilliers
|
Dalam
hubungannya dengan organ lain, batas atas prostat bersambung dengan leher bladder
atau kandung kemih. Di dalam prostat didapati uretra. Sedangkan
batas bawah prostat yakni ujung prostat bermuara ke eksternal spinkter bladder
yang terbentang diantara lapisan peritoneal. Pada bagian depannya
terdapat simfisis pubis yang dipisahkan oleh lapisan ekstraperitoneal.
Lapisan tersebut dinamakan cave of Retzius atau ruangan retropubik.
Bagian belakangnya dekat dengan rectum, dipisahkan oleh fascia
Denonvilliers.
Prostat memiliki lapisan pembungkus yang di sebut dengan kapsul. Kapsul
ini terdiri dari 2 lapisan yaitu :
1. True capsule : lapisan fibrosa tipis pada
bagian luar prostat
2. False
capsule : lapisan ekstraperitoneal yang saling bersambung,
menyelimuti bladder atau kandung kemih. Sedangkan Fascia Denonvilliers berada pada bagian
belakang.
Histologi
Prostat merupakan suatu kumpulan kelanjar yang terdiri dari 30 - 50
kelenjar tubuloalveolar, dibentuk dari epitel bertingkat silindris atau
kuboid yang bercabang. Duktusnya bermuara ke dalam uretra pars
prostatika, menembus prostat. Secara histologi, prostat memiliki 3 zona
yang berbeda yaitu (gambar 2.2) :
1. Zona sentral
2. Zona perifer
3.
Zona transisional
B.
Pengertian Kanker Prostat
Kanker prostat adalah penyakit kanker yang berkembang di prostat. Hal ini
terjadi ketika sel prostat mengalami mutasi dan mulai berkembang diluar
kendali. Kanker prostat adalah tumor (kanker) ganas
pertumbuhannya yang terdiri dari sel-sel dari kelenjar prostat. tumor biasanya
tumbuh perlahan dan tetap terbatas pada kelenjar selama bertahun-tahun. Selama
waktu ini, tumor menghasilkan sedikit atau tidak ada gejala atau tanda-tanda
luar (kelainan pada pemeriksaan fisik). Namun, semua kanker prostat tidak
berperilaku sama. Beberapa jenis agresif dari kanker prostat tumbuh dan
menyebar lebih cepat dari yang lain dan dapat menyebabkan pemendekan signifikan
dari harapan hidup pada pria.Kanker prostat adalah kanker yang paling umum pada
pria, dan biasanya terjadi pada pria yang lebih tua. penyebab utama kedua
kematian akibat kanker, setelah kanker paru-paru.
kanker prostat cenderung mempengaruhi kehidupan proporsi yang signifikan dari pria yang hidup hari ini.
kanker prostat cenderung mempengaruhi kehidupan proporsi yang signifikan dari pria yang hidup hari ini.
C.
Stadium Ca Prostat
Ada
4 tahapan kanker prostat :
·
Stadium I
Kanker
terbatas pada prostat, tidak dapat ditemukan melalui DRE atau scanning dan
memiliki scor Gleasson rendah.
·
Stadium II
Kanker
masih terbatas pada prostat, tetapi lebih maju dan memiliki skor gleason
tinggi.
·
Stadium III
Kanker
telah menyebar keluar prostat, tetapi hanya secara lokal.
·
Stadium IV
Kanker
telah menyebar ke kelenjar getah bening tulang, atau situs lain atau organ
dalam tubuh.
D. Gejala
Klinis
·
Segera setelah berkemih,
biasanya air kemih masih menetes-netes
·
Nyeri ketika berkemih
·
Nyeri ketika ejakulasi
·
Nyeri punggung bagian
bawah
·
Nyeri ketika buang air
besar
·
Nokturia (berkemih pada
malam hari)
·
Inkontinensia uri (
beser )
·
Nyeri tulang atau tulang
nyeri ketika ditekan
·
Hematuria
·
Nyeri perut
E. Faktor
resiko Ca Prostat
1.
Usia
Resiko menderita kanker prostat dimulai
saat usia 50 tahun pada pria kulit putih, dengan tidak ada riwayat keluarga
menderita kanker prostat. Sedangkan pada pria kulit hitam pada usia 40 tahun dengan riwayat keluarga satu
generasi sebelumnya menderita kanker prostat. Data yang diperoleh melaui
autopsi di berbagai negara menunjukkan sekitar 15 – 30% pria berusia 50 tahun
menderita kanker prostat secara samar.
Pada usia 80 tahun sebanyak 60 – 70% pria memiliki gambaran
histology kanker prostat. (K. OH,
William et al, 2000).
2.
Ras dan tempat tinggal
Penderita prostat tertinggi ditemukan
pada pria dengan ras Afrika – Amerika.Pria kulit hitam memiliki resiko 1,6 kali
lebih besar untuk menderita kanker prostat dibandingkan dengan pria kulit putih
(Moul, J. W., et al, 2005).
3.
Riwayat keluarga
Carter dkk menunjukkan bahwa kanker
prostat didiagnosa pada 15% pria yang memiliki ayah atau saudara lelaki yang
menderita kanker prostat, bila
dibandingkan dengan 8% populasi kontrol yang tidak memiliki kerabat yang
terkena kanker prostat (Haas, G. P dan Wael A. S., 1997). Pria yang satu
generasi sebelumnya menderita kanker prostat memiliki resiko 2 - 3 kali lipat
lebih besar menderita kanker prostat dibandingkan dengan populasi umum.
Sedangkan untuk pria yang 2 generasi
sebelumnya menderita kanker prostat memiliki resiko 9 - 10 kali lipat lebih
besar menderita kanker prostat.
4.
Faktor hormonal
Testosteron adalah hormon pada pria yang
dihasilkan oleh sel Leydig pada testis yang akan ditukar menjadi bentuk
metabolit, berupa dihidrotestosteron (DHT) di organ prostat oleh enzim 5 - α
reduktase. Beberapa teori menyimpulkan bahwa kanker prostat terjadi karena
adanya peningkatan kadar testosteron pada pria, tetapi hal ini belum dapat
dibuktikan secara ilmiah. Beberapa penelitian menemukan terjadinya penurunan
kadar testosteron pada penderita kanker prostat. Selain itu, juga ditemukan
peningkatan kadar DHT pada penderita prostat, tanpa diikuti dengan meningkatnya
kadar testosteron. (Haas, G. P dan Wael
A. S., 1997).
5. Pola
makan
Pola makan diduga memiliki pengaruh
dalam perkembangan berbagai jenis kanker atau keganasan. Pengaruh makanan dalam terjadinya kanker prostat belum dapat
dijelaskan secara rinci karena adanya perbedaan konsumsi makanan pada rasa atau
suku yang berbeda, bangsa, tempat tinggal, status ekonomi dan lain sebagainya.
F. Pemeriksaan
Ca Prostat
Kegunaan pemeriksaan ini digunakan untuk
menyingkirkan adanya kondisi patologi lain dan diagnosis banding dari
pembesaran prostat jinak seperti :
·
Karsinoma kanker
·
Kanker prostat
·
Kelemahan destrusor
·
Batu kandung kemih
·
Penyempitan uretra
·
Kontraktur leher
kandung kemih
Pemeriksaan
kelainan pada prostat :
·
DRE ( Digital Rectal
Examination )
·
Serum PSA ( Prostate
Spesific Antigen )
·
Ultrasonografi
Transectal
·
Urine Flow Study
·
Intranenous Pyelogram
·
Cystoscopy
·
Biopsi
Pembahasan
- DRE ( Digital Rectal Examination )
Merupakan
pemeriksaan awal yang dilakukan ole dokter apabila dicurigai menderita BPH (
Benign Prostatic Hyperplasya ). Dokter akan meraba prostat melalui anus dengan
sarung tangan dengan bantuan pelicin ( jelly atau minyak ) untuk merasakan
apakah ada kelainan pada permukaan prostat.
- Serum PSA ( Prostate Spesific Antigen )
PSA
adalah enzim yang dikeluarkan oleh kelenjar prostat yang berfungsi untuk
mengencerkan cairan ejakulasi untuk memudahkan pergerakan sperma. Pada keadaan
normal, hanya sedikit PSA yang masuk ke dalam aliran darah tetapi bila terjadi
peradangan atau kerusakan jaringan prostat maka kadar PSA dalam darah
meningkat. Jadi peningkatan kadar PSA bukan hanya disebabkan oleh kanker
prostat tetapi dapat juga disebabkan oleh BPH.Dalam darah, PSA ditemukan dalam
keadaan bebas (free-PSA) dan sebagian besar diikat oleh protein (disebut c-PSA
atau complexed-PSA). Dari hasil penelitian ternyata peningkatan free-PSA lebih
dominan, sedangkan pada kanker prostat peningkatan c-PSA lebih dominan.Untuk
membedakan apakah peningkatan kadar PSA disebabkan oleh BPH atau kanker prostat
maka dianjurkan pemeriksaan rasio free-PSA/PSA total atau rasio c-PSA/PSA total
terutama bagi mereka yang kadar PSA totalnya antara 2.6-10 ng/ml.
Manfaat Pemeriksaan PSA :
Manfaat Pemeriksaan PSA :
·
Untuk skrining (PSA total)
·
Untuk Diagnosis (PSA total dan rasio free-PSA/PSA total atau
rasio c-PSA/PSA total)
·
Untuk pemantauan penyakit dan pemantauan pengobatan serta
pemantauan setelah pengangkatan prostat.
- Ultrasonografi Transectal
Jika
ada kecendurungan ke arah keganasan / kanker prostat maka pemeriksaa dengan
ultrasound ini dianjurkan.Prosedur pemeriksaan ini adalah dengan memasukkan
probe ke rektum dengan mengarahkan gelombang suara ke prostat. Echo dari gelombang
suara ini akan menampilkan gambaran dari kelenjar prostat pada layar
pemeriksaan dan digunakan untuk mengukur volume prostat dan biopsi prostat.
- Urine Flow Study
Kadangkala
pemeriksaan ini juga dianjurkan oleh dokter dengan menggunakan alat khusus untuk
menilai seberapa baik pancaran urine. Pengurangan pancaran urine sering kali
merupakan tanda BPH.
- Intranenous Pyelogram
Merupakan
pemeriksaan sinar rontgen pada saluran kemih. Pada tes ini kontras disuntikkan
melalui vena dan kemudian difoto menggunakan sinar X. Kontras tersebut berguna
agar urine menjadi terlihat pada sinar X dan bila ada halangan atau hambatan
pada saluran kemih maka akan terdeteksi.
- Cystoscopy
Pada
pemeriksaan ini dokter akan memasukkan semacam alat endoskop melalui uretra
yang ada pada penis. Untuk mengetahui lokasi dan derajat dari obstruksi yang
ditimbulkan oleh prostat ini.
- Merupakan “gold standart” untuk penegakan diagnosa kanker prostat
Biopsi prostat dilakukan pada pria yang dicurigai
menderita keganasan atau kanker prostat. Prosedur ini diindikasikan jika:
·
Pemeriksaan DRE
dijumpai nodul atau benjolan pada prostat.
·
Kadar PSA
(Prostate Specific Antigen) darah > 10ng/dl.
·
PSAd (Prostate
Specific Antigen Density) > 0,15.
·
Kadar PSA yang berada
diantara nilai 4-10ng/dl.
·
PSAd nilai yang
didapat setelah membagi kadar PSA dengan volume prostat.
·
Pada pemeriksaan
Rectal Ultrasound Prostat ditemukan lesi atau tanda yg dicurigai sebagai tanda
kanker prostat.
Macam-macam
biopsy :
o Transrectal biopsi:
Prosedur
ini biasanya dilakukan dengan menggunakan USG transrectal untuk membantu
memandu jarum, menunjukkan pandangan sisi prostat, kandung kemih, dan
rektum. Ultrasound probe dengan jarum
dimasukkan ke dalam rektum untuk menghapus sampel jaringan dari prostat.
Kemudian jarum dimasukkan melalui rektum ke prostat untuk mengangkat jaringan
dari prostat.
·
Transperineal
biopsi:
Pengangkatan
jaringan dari prostat dengan memasukkan jarum tipis melalui kulit antara rektum
dan scrotum menuju prostat.
Persiapan
pasien :
1 hari sebelum
tindakan biopsi pasien diminta untuk meminum antibiotik untuk mencegah
terjadinya infeksi dan juga pencahar untuk membersihkan saluran pencernaan
karena proses biopsi dilakukan melalui rektum.
Pasien juga
sudah diberitahukan tentang kepentingan dilakukan biopsi, prosedur pelaksanaan,
komplikasi yang mungkin terjadi, pencegahan, beserta terapinya.
Prosedur biopsy
- Prosedur biasanya membutuhkan waktu kurang lebih 10-15 menit. Pasien berbaring ke samping dengan posisi seperti meringkuk dan kedua lutut dilipat kearah perut.
- Dilakukan pembiusan lokal pada lokasi yang akan dilakukan biopsi.
- Biopsi dilakukan menggunakan biospy gun, sebanyak 8-12 titik.
Biopsi gun
Setelah prosedur biopsi,
kadang-kadang air seni berwarna merah atau feses bercampur sedikit darah, hal
ini bisa terjadi sampai 2-3 hari.
Grading
(penilaian biopsi)
Grading merupakan indikasi
seberapa agresif kanker dibandingkan dengan sel-sel sehat. Semua sel kanker
tidak diciptakan sama: beberapa agresif dan bergerak cepat, yang lain lesu dan
kurang mungkin untuk menyebar, dan yang lain di antara keduanya.
Untuk menentukan seberapa agresif kanker tersebut,
ahli patologi akan mempelajari pola dua preparat sel-sel kanker yang diambil
melalui biopsi untuk mengidentifikasi pola-pola yang paling umum. Setiap pola
diberi peringkat 1 – 5, dengan 1 yang non-agresif dan 5 menjadi sangat agresif.
Penilaian
·
Nilai dari
masing-masing pola yang paling dominan ditambahkan untuk menghasilkan skor
total (The Skor Gleason) antara 2 – 10
·
Semakin rendah
skor semakin baik. Sebuah skor Gleason gabungan dari 10 umumnya tidak baik.
·
Pola dan skor :
2–4 sangat rendah pada skala agresi kanker
5–6 agak agresif, 7 indikasikan kanker cukup agresif
8 – 10 kanker yang sangat agresif
5–6 agak agresif, 7 indikasikan kanker cukup agresif
8 – 10 kanker yang sangat agresif
·
Selama prosedur
biopsi, sampel < 1% dari seluruh kelenjar prostat, sehingga pria dapat
menderita kanker prostat meskipun memiliki biopsi awal negative
Penanganan
Kelainan Prostat
ü Operasi : Limfadenektomi panggul; Radikal, Retropubik,
atau Perineum prostatektomi
ü Transurethral Reseksi Prostat (TURP)
ü Terapi radiasi : radiasi eksternal & radiasi
internal (zat radioaktif disegel dalam jarum, bibit, kawat, atau kateter)
ü Terapi Hormon : Luteinizing hormon,
Antiandrogen, Estrogen (jarang)
ü Kemoterapi
ü Terapi biologis
- Operasi Prostat dengan metode TURP (Transurethral Resection of The Prostate).
TURP merupakan pembedahan
endoskopik menggunakan tenaga elektro yang bertujuan untuk mengurangi
perdarahan, masa rawat inap, dan komplikasi. TURP merupakan standar emas terapi
bedah untuk pembesaran prostat jinak. Idealnya dilakukan pada prostat dengan
perkiraan berat prostat < 80 gram. Tindakan ini dilakukan melalui endoskopi.
Transurethral resection of
the prostate (TURP) merupakan standar pembedahan endoskopik untuk Benign
Prostat Hypertrophy (pembesaran prostat jinak).
TURP dilakukan dengan cara bedah elektro (electrosurgical) atau metode
alternative lain yang bertujuan untuk mengurangi perdarahan, masa rawat inap,
dan absorbsi cairan saat operasi. Metode
alternatif ini antara lain vaporization TURP (VaporTode), TURP bipolar,
vaporisasi fotoselektif prostat (PVP), dan enuleasi laser holmium serta
tidanakan invasive minimal lainnya seperti injeksi alcohol, pemasangan stent
prostat, laser koagulasi.
Menurut Agency for Health Care Policy and Research
guidelines, indikasi absolut pembedahan pada BPH adalah sebagai berikut :
Ø Retensi urine yang berulang.
Ø Infeksi saluran kemih rekuren akibat pembesaran
prostat.
Ø Gross hematuria berulang.
Ø Insufisiensi ginjal akibat obstruksi saluran kemih pada
buli.
Ø Kerusakan permanen buli atau kelemahan buli-buli.
Ø Divertikulum yang besar pada buli yang menyebabkan
pengosongan buli terganggu akibat pembesaran prostat.
Secara umum pasien dengan
gejala LUTS sedang-berat yang tidak berespon terhadap pengobatan dengan
alfa-adrenergik bloker dan/atau 5-alfa reduktase blok inhibitor
dipertimbangakan untuk menjalani prosedur pembedahan. TURP diindikasikan pada
pasien dengan gejala sumbatan saluran kencing menetap dan progresif akibat pembesaran prostat yang
tidak mengalami perbaikan dengan terapi obat-obatan.
Kontraindikasi
TURP
Ø TURP merupakan prosedur elektif dan tidak
direkomendasian pada pasien tertentu. Hampir semua kontraindikasinya adalah
kontraindikasi relatif, berdasarkan kondisi komorbid pasien dan kemampuan
pasien dalam menjalani prosedur bedah dan anestesi. Kontraindikasi relatif antara lain adalah
status kardipulmoner yang tidak stabil atau adanya riwayat kelainan perdarahan
yang tidak bisa disembuhkan. Pasien yang baru
mengalami infark miokard dan dipasang stent arteri koroner sebaiknya
ditunda sampai 3 bulan bila akan dilakukan TURP.
Ø Pasien dengan disfungsi spingter uretra eksterna seperti pada penderita
miastenia gravis, multiple sklerosis,atau Parkinson dan/atau buli yang
hipertonik tidak bleh dilakukan TURP karena akan menyebabkan inkontinensia
setelah operasi. Demikian pula pada pasien yang mengalami fraktur pelvis mayor
yang menyebabkan kerusakan spingter uretra eksterna. TURP akan menyebabkan
hilangnya spingter urin internal sehingga pasien secara total akan tergantung
pada fungsi otot spingter eksternal untuk tetap kontinen. Jika spingter
eksternal rusak, trauma, atau mengalami disfungsi, pasien akan mengalami
inkontinesia.
Ø Kontrandikasi yang lain adalah pasien kanker prostat
yang baru menjalani radioterapi terutama brachyterapi atau krioterapi dan
infeksi saluran kencing yang aktif.
Dampak TURP
v Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat. Timbulnya
perubahan pemeliharaan kesehatan karena tirah baring selama 24 jam pasca turp.
Adanya keluhan nyeri karena spasme buli-buli memerlukan penggunaan antipasmodik
sesuai terap dokter.
v Pola nutrisi dan metabolisme klien yang dilakukan
anasthesi SAB tidak boleh makan dan minum sebelum flatus
v Pola eliminasi. Pada klien dapat terjadi hematuri
setelah tindakan TURP. Retensi urine dapat terjadi bila terdapat bekuan darah
pada kateter. Sedangkan inkontinensia dapat terjadi setelah kateter dilepas.
v Pola aktivitas dan latihan. Adanya keterbatasan
aktivitas karena kondisi klien yang lemah dan terpasang traksi keteter selama
6-24 jam. Pada paha yang dilakukan perekatan kateter tidak boleh fleksi selama
traksi masih diperlukan.
v Pola tidur dan istirahat. Rasa nyeri dan perubahan
situasi karena hospitalisasi dapat mempengaruhi pola tidur dan istirahat.
v Pola kognitif dan perseptual. Sistem penglihatan,
pendengaran, pengecap, peraba dan panghidu tidak mengalami gangguan pasca TURP
v Pola persepsi dan konsep diri. Klien dapat mengalami
cemas karena kurang pengetahuan tentang perawatan serta komplikasi BPH pasca
TURP
v Pola hubungan dan peran karena klien harus menjalani
perawatan di RS, maka dapat mempengaruhi hubungan dan peran klien baik dalam
keluarga, tempat kerja, dan masyarakat.
v Pola reproduksi sexual. Tindakan TURP dapat
menyebabkan impotensi dan ejakulasi retrograd
Indikasi
TURP
Secara umum indikasi untuk metode TURP adalah pasien
dengan gejala sumbatan yang menetap, progresif akibat pembesaran prostat, atau
tidak dapat diobati dengan terapi obat lagi. Indikasi TURP ialah gejala-gejala
dari sedang sampai berat, volume prostat kurang dari 60 gram dan pasien cukup
sehat untuk menjalani operasi Operasi ini dilakukan pada prostat yang mengalami
pembesaran antara 30-60 gram, alasan dilakukannya TURP Karena prostat mengalami
pembesaran, dan harus dilakukan TURP guna
mengeruk prostat tersebut. waktu yang tepat dilakukannya TURP Prosedur
ini dilakukan dengan anestesi regional atau umum dan membutuhkan perawatan inap selama 1-2
hari. Prose TURP tidak boleh lebih dari 1 jam.
Mekanisme
TURP
TURP dilakukan
dengan memakai alat yang disebut resektoskop dengan suatu lengkung diathermi.
Jaringan kelenjar prostat diiris selapis demi selapis dan dikeluarkan melalui
selubung resektoskop. Perdarahan dirawat dengan memakai diathermi, biasanya
dilakukan dalam waktu 30 sampai 120 menit, tergantung besarnya prostat. Selama
operasi dipakai irigan akuades atau cairan isotonik tanpa elektrolit. Prosedur
ini dilakukan dengan anastesi regional ( Blok Subarakhnoidal / SAB / Peridural
). Setelah itu dipasang kateter nomer Ch. 24 untuk beberapa hari. Sering
dipakai kateter bercabang tiga atau satu saluran untuk spoel yang mencegah
terjadinya pembuntuan oleh pembekuan darah. Balon dikembangkan dengan mengisi
cairan garam fisiologis atau akuades sebanyak 30 – 50 ml yang digunakan sebagai
tamponade daerah prostat dengan cara traksi selama 6 – 24 jam.
Traksi dapat
dikerjakan dengan merekatkan ke paha klien atau dengan memberi beban (0,5 kg) pada kateter
tersebut melalui katrol. Traksi tidak boleh lebih dari 24 jam karena dapat
menimbulkan penekanan pada uretra bagian penoskrotal sehingga mengakibatkan
stenosis buli – buli karena ischemi. Setelah traksi dilonggarkan fiksasi
dipindahkan pada paha bagian proximal atau abdomen bawah. Antibiotika
profilaksis dilanjutkan beberapa jam atau 24 – 48 jam pasca bedah. Setelah urin
yang keluar jernih kateter dapat dilepas. Kateter biasanya dilepas pada hari ke
3–5. Untuk pelepasan kateter, diberikan antibiotika 1 jam sebelumnya untuk
mencegah urosepsis. Biasanya klien boleh
pulang setelah miksi baik, satu atau dua hari setelah kateter dilepas
Peran
perawat dalam proses TURP
Perawat tidak berwenang dalam proses TURP karena yang
berwenang adalah dokter. Perawat hanya membantu dokter dalam proses TURP. Dan
perawat berwenang untuk merawat pasien pasca TURP.
DAFTAR PUSTAKA
ü http://www.wakehealth.edu/Health-Encyclopedia/Health-Topics/Prostate-Cancer-Treatment-Pdq%C2%AE-Treatment-Patient-Information--Nci-.htm?LangType=1033
ü http://www.prostate.net/prostate-cancer/detecting-and-diagnosing-prostate-cancer/grading-and-staging-prostate-cancer/
ü http://www.tanyaprostat.com/diagnosa.htm
ü http://en.wikipedia.org/wiki/Gleason_score
Diunduh
28 Nov 2012 pukul 22:35
Tidak ada komentar:
Posting Komentar